Halaman

Jumat, 30 November 2012

CARA KITA MEMPERLAKUKAN


Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya”.
Demikian adalah wejangan yang disampaikan Bung Karno pada Pidato HUT Proklamasi 1956. Pernyataan Bung Karno ini oleh salah seorang guru saya diungkapkan dengan bahasa yang lain: ;Jangan tanyakan apa yang aku dapat dari Negara, tapi bertanyalah tentang apa yang telah aku berikan pada Negara’. Logika yang ingin disampaikan oleh Bung Karno ialah tentang sumbangsih (kontribusi), bahwasanya kita lebih perlu banyak memberi daripada banyak menuntut.
Manusia punya kecenderungan, salah satunya ialah untuk dihargai keberadaannya (eksistensi) sebagai manusia—juga dapat dikatakan ‘ingin selalu diperlakukan dengan layak’. Siapapun tentu tidak ingin mendapat sikap yang menurut penilaiannya menyakitkan. Hal tersebut dalam bahasa familiarnya yaitu perlakuan yang ‘manusiawi’. Secara mudah, manusiawi dapat diartikan dengan ‘memanusiakan manusia’ atau ‘memperlakukan manusia sebagai manusia’.
Mengenai perlakuan ini sayangnya belum semua orang mampu mengelola diri sehingga melahirkan atmosfer kenyamanan bagi sekitar. Saya yakin anda pun ingin mendapat perlakuan seperti yang telah tersebut di atas (manusiawi). Karena ‘perlakuan manusiawi’ itu walaupun tidak ada peraturan tertulis (hukum)-nya akan dianggap keadaan ideal dan mesti dijalankan. Inilah yang disebut ‘nilai universal’, artinya mendapat kesepakatan di manapun berada.
Paradigma yang harus dibangun ialah ‘jika kita ingin diperlakukan dengan baik maka kita harus memperlakukan dengan baik’. Jangan mengharap kebaikan sebelum kita mampu berbuat baik. Berharap dapat perlakuan yang santun berarti juga kita harus memaksa diri kita untuk menyajikan kesantunan itu pada orang lain. Bagaimana bisa orang akan memberi kesantunan jika kita sendiri tak respek terhadap kesantunan itu. Ketika kita berpikir tentang diberi, maka kita harus memikirkan pula perihal memberi.
Jangan harap orang akan baik jika kita masih belum menghargai kebaikan. ‘Rajin meminta tapi enggan memberi’. Siapa yang akan betah dengan orang yang demikian. Ini adalah tentang memberi. Paradigma ketika masuk suatu perkumpulan/ organisasi pun demikian semestinyaa. Apa yang akan kita kontribusikan pada suatu organisasi yang kita ikuti. Ketika kita banyak berharap memperoleh ini dan itu darinya maka kecenderungan yang ada ialah timbulnya kecewa, karena seringkali realita (kenyataan yang terjadi) tak sesuai idealita (imajinasi tentang harapan yang diinginkan).
Sensitivitas terhadap perlakuan berbeda-beda setiap individu. Namun intinya semua ingin diperlakukan dengan nyaman, tidak menimbulkan kerisihan dan keengganan. Semua ingin nyaman, ingin dihargai, dimanusiakan. Mari memperlakukan dengan layak. Seperti engkau yang ingin diperlakukan layak, maka seperti itu pulalah saya dan yang lainnya. Dan luluhkanlah sikap meremehkan!