Jumat, 30 November 2012
RANCANGAN
Pekerjaan persiapan itu perlu kawan! Targetan dakwah harus dirancang, diprogramkan. Sedangkan para pelaku kejahatan saja rela dengan serius merancang “targetan” mereka. Mengapa dakwah yang sudah jelas diperintahkan oleh Allah tidak dipersiapkan secara matang. Bukan hanya siap mengejar targetan, namun siap juga menghadapi segala kendalanya. Berupa apapun itu, apakah hambatan teknis, dana, motivasi dan lain sebagainya. Bersiap-siagalah setiap saat karena “musibah” itu tak tentu kapan datangnya. Jangan menunggu sudah hujan kita baru bingung membeli payung. Jangan sampai musuh sudah di depan mata kita baru mengisi peluru. Jangan terlalu menunjukkan kepolosan.
Mempersiapkan diri secara spiritual dengan iman dan akidah, secara intelektual dengan ilmu dan tsaqafah, dan secara fisik dengan olahraga. Dan tak usah latah sehingga mempersiapkan sesuatu secara berlebihan. Mengadakan persiapan secara tidak wajar, mendahulukan hal-hal yang bersifat tambahan/ accessories namun esensinya tak dipenuhi.
Jangan buru-buru memikirkan hasil capaian. Tapi lebih penting memikirkan langkah-langkah/ cara mencapai cita-cita itu. Kita adalah gerakan bersama. Sukses dan gagal menjadi tanggungan bersama. Apa saja yang perlu dibenahi dari gerakan kita adalah tugas bersama. Dari pemutusan bersama/ musyawarah inilah nantinya akan ada pembagian tugas individu kader. Di sini sikap pro-aktif dari masing-masing kader dituntut. “Sadar diri” bahwa kita punya tugas dakwah personal. Kita akan diproyeksikan ke mana, kita harus siap.
Bukan lagi sedia payung sebelum hujan. Namun lebih dari itu kita mampu mempersiapkan kebutuhan-kebutuhan penting sebelum kebutuhan itu diperlukan. Kita ini pemuda, kawan! Sedia perlengkapan yang memang patut disediakan untuk perjuangan dakwah ini. Tak cukup hanya payung. Jangan malah hujan sudah turun dengan derasnya kita baru ingin membeli payung. Atau bahkan baru mempersiapkan uang dan bertanya tempat yang menjual payung itu. Sangat tertinggal sekali. Jika perlu, sedia “rumah” sebelum hujan. Rumah dengan segala fasilitas pendukungnya. Rumah dengan tetek-bengeknya. Sebab itu memang diperlukan. Bukan bermewah-mewahan. Anis Matta menyatakan, Pikiran kita selalu terfokus pada bagaimana mensiasati keterbatasan. Bukan pada bagaimana menciptakan kemelimpahan. Karena yang kita pikirkan adalah bagaimana mensiasati keterbatasan, maka selamanya keterbatasan menjadi realitas kita. Kemelimpahan tidak pernah jadi nyata, karena kita memang tidak memikirkannya.
Bukan ingin bermewah-mewahan. Namun dakwah ini perlu persiapan matang dan pengorbanan besar. Bukan permainan dan coba-coba yang bisa dikerjakan tanpa persiapan sekalipun. Ini proyek besar menyatukan umat di bawah panji Islam. Dan ini kecerdikan memainkan keadaan. Alangkah sayangnya segala fasilitas yang ada jika kta tidak memanfaatkannya, dan malah membiarkan itu semua dijarah para penjahat dakwah. Apakah kita rela membiarkan fasilitas itu untuk mereka? Itu sama saja kita mengembangbiakkan kemunkaran.
Ada targetan yang harus dirumuskan dalam organisasi pergerakan. Dimana rumusan itu dirancang dengan pembagian yang jelas dan tepat pada masing-masing kader (disesuaikan kualifikasi masing-masing kader) yang selanjutnya oleh kader dapat direalisasikan dengan sungguh-sungguh. Targetan hendaknya tidak memberatkan kader dan real untuk dikerjakan. Jangan sampai tuntutan organisasi itu membebankan kader sehingga malah tugas individual tidak dikerjakan (karena memberatkan tadi) dan akhirnya targetan tidak tercapai. Ini tentu tidak diinginkan. Yang efektif ialah ketika pekerjaan itu ringan namun punya hasil besar. Bukan sekadar kerja berat, namun ternyata tak menghasilkan manfaat yang banyak. Kerja cerdas bukan sekadar kerja keras. Namun lebih baik lagi kedua-duanya: kerja keras dan kerja cerdas. Ada nilai perjuangan dan pengorbanan di dalamnya. Karena dakwah memang butuh perjuangan dan pengorbanan. Dan jika bisa menciptakan kerja ikhlas, itu tentu lebih baik lagi.
Khayalan dan cita-cita itu nyaris sama persis. Mereka sama-sama berupa kumpulan harapan, keinginan, dan impian akan sesuatu yang besar maupun kecil, tetap ingin dicapai. Namun satu hal yang membedakan ialah dimana khayalan itu adalah impian yang tak disertai implementasi dan upaya mewujudkannya sedangkan cita-cita adalah kumpulan harapan, keinginan, dan impian yang disertai usaha mewujudkannya. Perbedaannya adalah terletak pada implementasi konsep ke realisasi. Yaituaction.
kita tak sedang mengejar sebuah kesemuan. Dalam konsep takdir-Nya bahwa telah ditetapkan adalah Islam menjadi pemenang alam raya ini. Khairu ummah, khalifah, dan abdullah. ingatlah sematan-sematan yang Allah berikan itu kawan.